1.12.14

Harta

Kajian Selasa, 25 November 2014
oleh Ustadz Abdurrahman Assegaf

Gambar diambil dari :http://khotbahjumat.com/bahaya-godaan-harta/

Q.S. al-Jumu’ah (62): 9-10
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Bertebaran di muka bumi --> Menurut  Ja’far Shadik : maksudnya untuk menyembah. Sementara Dhaha rhm: berkata:
Ini adalah izin dari Allah Swt, siapa yang mau hendaknya dia keluar untuk mencari rizki atau siapa yang mau dia tetap duduk.

Anas bin Malik r.a. apabila usai mendirikan Jumat, beliau berdiri di depan pintu masjid, seraya berdoa:
“Ya Allah sungguh aku telah memenuhi panggilan-Mu, dan mendirikan kewajiban dari-Mu, dan aku menyebar sebagaimana Kamu perintahkan kepadaku, maka berikanlah rizki kepadaku dari kebaikanmu, Engkau adalah sebaik-baik Pemberi Rizki.”

Melalui doa Anas bin Malik r.a. ini kita dapat mengambil simpulan bahwa mengarang doa bukanlah bid’ah.

Minfadhlillah --> karunia Allah (harta)

Melalui surat ini, Allah menyebut harta dengan karunia Allah. Harta tidak tercela. Tercelanya harta adalah ketika mencari harta, mengesampingkan beribadah kepada Allah (ibadah kita tinggalkan). Dengan demikian, kalau dengan cara yang baik, dapat rizki maka itu adalah karunia Allah.

Ar-Razi rhm berkata:
Allah Swt menyebutkan harta dengan kata-kata “fadhlu Allah/karunia Allah” sebanyak 25 kali di dalam al-Qur’an.
Q.S. al-Baqarah (2):268
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah Menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”

Allah Swt menyebutkan harta dengan kata-kata “khairan/kebaikan” di dalam al-Qur’an sebanyak 21 kali.
Q.S. al-Baqarah (2):180
“Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu, jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa.”

Allah menyebutkan harta dengan kata-kata “rahmah” di dala al-Quran sebanyak 12 kali.
Q.S. al-Israa’ (17):100
“Katakanlah (Muhammad), “Sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhan-ku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya. “Dan manusia itu memang sangat kikir.”

Harta tidak identik dengan keburukan. Ada sebuah kisah dari Ustman bin Affan yang terkenal dengan kedermawanannya. Ustman beli sumur di Bir Ali, sumur yang sangat bagus, airnya tidak pernah kering, karena itu Yahudi menjualnya dengan mahal. Ustman membeli sumur tersebut dari Yahudi dengan harga sekian lipat. Yang bisa dibeli hanya-lah setengah dari sumurnya karena Yahudi enggan menjual seluruhnya. Pembagiannya adalah semisal hari ini Yahudi, maka besuk adalah giliran Sayyidina Ustman. Pada saat giliran Ustman, maka kaum muslimin bisa mengambil sebanyak-banyaknya. Akhirnya pada saat giliran Yahudi, tidak ada yang beli. Karena tidak ada yang beli, maka Yahudi pun menjualkannya. Ustman lalu membelinya dan bilang kepada Nabi mewakafkannya. Kedermawanan Ustman inilah yang kelak di Padang Mahsyar Ustman tidak akan dilanda kepanasan.

Ada empat kondisi terkait harta:

  • Pertama-tama, sebaik-baik harta adalah di tangan orang shalih.
  • Kedua, orang yang shalih tapi tidak punya harta.
  • Ketiga, seburuk-buruk orang adalah yang punya harta tetapi tidak shalih (buat maksiat, judi, dsb.)
  • Keempat, orang yang jahat tapi tidak punya uang. Meski demikian, kalau dia berandai-andai atau berkeinginan semisal “kalau aku punya uang, aku akan judi dsb.. maka seperti no.3. Demikian pula dengan orang shalih tapi tidak punya harta à bila ia berandai-andai untuk berbuat kebaikan dengan hartanya, maka ia seperti nomor satu.
Harta itu bukan sesuatu pencelaka, tetapi pencelaka bagi orang yang tidak mampu membawanya dengan baik.

Semisal kita sudha berikhtiar, sembari berdoa/taat kepada Allah ternyata itu-itu saja (tidak ada harta) à inshaaAllah itu yang terbaik.

Hal-hal pokok terkait harta:
1.       Jangan meninggalkan beribadah dalam rangka mencari hartanya.
2.       Berdoa kepada Allah.
3.       Berdzikir.
4.       Menggunakannya sesuai kehendak Allah --> penyelamat kita.

Tidak ada komentar:

Persiapan menuju Ramadan 1443H-Menyapih

Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Kira-kira akan dimulai pada 2 April nanti. Setiap orang tentu memiliki persiapan masing-masing. Ada ...