27.2.18

memandang

Saat engkau mendongak ke atas terlalu lama
dalam hal dunia
dan silau sinar mentari menimpa wajahmu
Melelahkanmu
Meletihkanmu

Lalu kenapa tak kau coba menengok ke bawah?
Bukankah di sana ada semut-semut berjuang
Memindahkan makanan ke dalam sarangnya?
Yang bisa jadi tempatnya sangat jauh
Tapi ia tak mengeluh



23.2.18

Mengelola Rasa: Asip Tumpah

Jumat siang ini seperti biasa saya menengok dedek (anak kami kedua) di Taman Bermain Anak. Saya biasanya sambil menengok membawa peralatan pompa asi. Jadilah saya Pumping sambil nemenin dedek. Hasilnya Masha Allah selalu lebih banyak dibandingkan pompa sendirian (ga dibantu dedek). Salah satu bukti bahwa daya sedot bayi adalah pumping terbaik. Pumping siang ini Alhamdulillah saya dapat 90cc. Masha Allah senangnya. Namun, ada yang luput dari saya, plastik untuk menampung Asip. Jadilah Asip saya tetap taruh di botol. Kena goncangan saat jalan ke kantor inilah yang menyebabkan Asip Tumpah dan tinggal sekitar 30cc. Rasanya sedih sekali. Duh..

Lalu.......
Hikmahnya adalah...
Allah menguji tak hanya dengan senang..Tapi juga sedih.. ini bukti kasih sayang-Nya.. bahwa..

Ke depan harus lebih bijak lagi. Tidak boleh sembarangan bawa Asip. Harus dijaga keamanannya.

Ke depan harus lebih tenang lagi.  Tak asal grusa-grusu.

22.2.18

Suatu pagi

Suatu pagi
Aku menuju tempat bekerja
Dalam perjalanan
Kudapati orang-orang​ yang berjualan
Di pagi hari
Sebelum 6 pagi
Sudah membuka toko

Pertama penjual donat sedang menggoreng
Oh..Kapan kah dia bangun lalu membuat adonannya?

Kedua penjual warung makan sibuk menyajikan masakannya di piring
Siap nenunggu pembeli yang hendak mengisi perut
Oh..Kapan kah dia bangun?

Ketiga psjual sayur-mayur sedang menata dagangannya
Oh..Pukul berapa ia ke luar rumah untuk membeli sayur?

---
Ah..Saya sungguh malu. Bukankah mereka yang sepagi sekali sudah bangun belum tentu dagangannya semua laku? Tapi nyatanya mereka sudah berjuang sedari pagi sekali. Saat orang-orang yang lain terlelap.




6.2.18

Secukupnya

Sabtu sore kemarin kami sekeluarga berkesempatan makan di luar rumah. Kami memesan ayam goreng (sudah lama tidak makan ayam ceritanya, hehe). Saat menikmati menu makan tersebut, Pak Su menjelaskan bahwa selain menu yang kami pesan, ada pula menu ayam lainnya yang kalau dihitung-hitung (eaa...maaf.. beginilah anak akun, makan pun tetap ada itungannya..hihi) cukup terjangkau meski dengan jumlah yang lebih banyak. Namun, Pak Su tidak memesannya dengan alasan bahwa lebih baik secukupnya saja, tidak perlu berlebihan.

---
Secukupnya dan secukupnya tidak perlu berlebihan. Ambil makan secukupnya. Alhamdulillah

----
Secukupnya dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti "sebanyak yang diperlukan." MashaaAllah.. hal ini menunjukkan bahwa secukupnya berarti sebatas yang kita perlukan saja, sebatas yang kita butuhkan saja. Tidak lebih dari. Tidak sampai melebihi batas.

Dan di dalam agama kita, dalam banyak hal, Allah senantiasa mengingatkan untuk tidak melampaui batas (secukupnya lah ya) sebagaimana beberapa ayat berikut:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." Q.S. Al Maidah (5) : 87

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." Q.S. Al Baqarah (2): 190


Persiapan menuju Ramadan 1443H-Menyapih

Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Kira-kira akan dimulai pada 2 April nanti. Setiap orang tentu memiliki persiapan masing-masing. Ada ...