Sinopsis materi kajian
Selasa, 23 Juli 2013
oleh Ustadz Abdurrahman Assegaf
Selasa, 23 Juli 2013
oleh Ustadz Abdurrahman Assegaf
Lanjutan Tafsir Q.S. al-Muzzammil (73):6
'Inna Nāshi'ata Al-Layli Hiya 'Ashaddu Waţ'āan Wa 'Aqwamu Qīlāan
“Sesungguhnya
bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu
itu lebih berkesan.”
Nāshi'ata
- Ibnu Abbas dan Ibnu Zubair r.a. à maksud dr Nāshi'at adalah (malam) di sini adalah dari maghrib sampai dengan subuh.
- Mujahid, Qatadah dan Muhammad al Munkadir à maksudnya adalah waktu setelah Isya’.
- Imam Qurtubi, menjelaskan:
Memperpanjang
bacaan di sholat malam lebih memungkinkan daripada sholat sunnah pada waktu
siang hari.
'Inna Nāshi'ata Al-Layli berdasarkan dari Ibnu Umar dan Anas bin Malik à maksud dari bangun malam adalah mereka yang mendirikan sholat antara Maghrib dan Isya’.
Semisal kita tidak bisa sholat malam di sepertiga malam terakhir maka
kita bisa memanfaatkan waktu antara sholat Maghrib dan Isya’.
- Ibnu Abbas dan Mujahid à maksudnya adalah semua waktu malam.
- Aisyah, Ibnu Abbas r.a. dan Mujahid à maksudnya adalah setiap orang yang terbangun di waktu malam.
Wa 'Aqwamu Qīlāan
Maksudnya dari Wa 'Aqwamu Qīlāan antara lain:
- Bacaan di malam hari dapat istiqamah dan lebih dapat dijaga kebenarannya karena keadaannya lebih hening.
- Lebih mudah dipahami dan menimbulkan bekas di dalam hati.(Qatadah dan Mujahid rhm.)
- Lebih cepat diterima doanya (Ibnu Syajarah rhm.)
Ibadah di malam hari lebih semangat, lebih
ikhlas, lebih banyak keberkahannya.
Sesungguhnya di dunia ini ada surga, siapa yang tidak memasukinya tidak akan masuk di surga akhirat, dan mereka masuk ke dalam surga yang sudah diperkenalkan. Pada hakikatnya, surga itu nikmat karena dekat dengan Allah. Siapa yang mendekatkan diri pada Allah, dia akan merasakan nikmatnya mendekatkan diri pada Allah maka tidak dirugikan setiap muslim yang benar akan mendatangi waktu-waktu tersebut.
Sesungguhnya di dunia ini ada surga, siapa yang tidak memasukinya tidak akan masuk di surga akhirat, dan mereka masuk ke dalam surga yang sudah diperkenalkan. Pada hakikatnya, surga itu nikmat karena dekat dengan Allah. Siapa yang mendekatkan diri pada Allah, dia akan merasakan nikmatnya mendekatkan diri pada Allah maka tidak dirugikan setiap muslim yang benar akan mendatangi waktu-waktu tersebut.
Hikmah yang Dapat Dipetik
Apabila puasa maka yang dilakukan adalah
membatalkan terlebih dahulu baru sholat. Rasulullah membatalkan puasa dengan ruthab
(kurma muda), kurma, dan kalau tidak ada dengan air putih. Nah, jadi sunnahnya
berbuka dengan ruthab (tapi ini agak susah karena di zaman Nabi hanya ada di
Madinah), atau bisa juga kurma, atau kalau tidak ada, setidaknya berbuka dengan
air putih. Hikmah lainnya adalah apabila telah disiapkan makan malam dan telah datang
waktu sholat maka makan dulu supaya sholat lebih khusyu’.
Ayat 7:
'Inna
Laka Fī Aalnnahāri Sabĥāan Ţawīlāan
“Sesungguhnya kamu
pada siang hari mempunyai urusan yang banyak.”
Maksud:
- Kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia banyak yang dilakukan di siang hari. Q.S. An- Naba :11 “Dan Menjadikan siang untuk mencari penghidupan.”
- Bila waktu tidurmu banyak tersita untuk bangun malam, maka kamu dapat menggantinya di siang hari.
Ibnu Abbas r.a.:
Bantulah dengan makan sahur puasamu di siang hari dan dengan tidur siang
atas bangun malam.
(H.R. Ibnu Majah, dalam sanadnya ada Zumah bin Sholeh lemah)
ü Bila tidak bisa bangun malam ganti di siang hari (sholat Dhuha), atau menghidupkan antara Maghrib dan Isya’.
ü Apa yang dilakukan di malam hari dengan
qiyamul lail akan berpengaruh di siang hari.
Seandainya kalian tahu apa yang ada di dalam sholat Isya’ dan Subuh pastilah
kalian akan mendatanginya walau dengan merangkak. (H.R. Bukhari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar