Selasa, 16 Juli 2013
oleh Ustadz Abdurrahman Assegaf
Q.S. al-Muzzammil:5
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
'Innā Sanulqī `Alayka Qawlāan Thaqīlāan
"Sesungguhnya Kami akan Menurunkan perkataan yang berat kepadamu."
Berat yang dimaksudkan dalam Qawlāan Thaqīlāan memiliki arti: 1. mengamalkannya (Al-Hasan dan Qatadah), 2. saat turunnya (dikuatkan oleh para ulama). Turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad itu saat yang sangat berat.
Rasulullah Saw dan Wahyu
Rasulullah Saw menerima wahyu pada usia 40 tahun. Hal ini telah disepakati oleh para ulama. Hikmahnya adalah karena pada usia tersebut merupakan usia yang matang, sempurna akal, banyak pergaulan.
Cara Turunnya Wahyu berdasarkan Al-Quran
Firman Allah Swt Q.S. asy-Syuuraa:51
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ
أَن يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا
فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
Wa Mā Kāna Libasharin 'An Yukallimahu Allāhu 'Illā Waĥyāan 'Aw Min Warā'i Ĥijābin 'Aw Yursila RasūlāanFayūĥiya Bi'idhnihi Mā Yashā'u 'Innahu `Alīyun Ĥakīmun
"Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan Berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir* atau dengan Mengutus utusan (malaikat) lalu Diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia Kehendaki. Sungguh, Dia Maha Tinggi, Maha Bijaksana,"
* Seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti terjadi pada diri Nabi Musa a.s.
Simpulan: cara turunnya wahyu melalui tiga cara, melalui wahyu, dari belakang tabir, dan melalui malaikat.
Rasulullah bersabda,
Wahai manusia bertakwalah kalian kepada Allah dan indahkanlah dalam mencari rizki, sungguh seorang jiwa tidak akan wafat kecuali telah disempurnakan rizkinya, walau diperlambat darinya, bertakwalah kepada Allah Swt dan indahkanlah dalam mencari rizki, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram. (H.R. Ibnu Majah)
Setelah mengucapkan kata ini, Rasulullah berkata bahwa sungguh Malakat Jibril telah meniupkan ke hatiku.
Langsung di sini maksudnya mendengar, tidak melihat. Tabir --> nur --> ada yang bilang bahwa cahayanya 4000 lapis. Intinya Nabi Musa berbicara dari belakang tabir.
Nabi Muhammad Saw juga tidak melihat secara langsung saat bertemu Allah. Meskipun ada yang berpendapat Nabi Muhammad bisa melihat Allah karena saat itu Nabi Muhammad dipanggil Allah terkait perintah shalat. Namun demikian, jumhur ulama mengatakan bahwa Rasulullah tidak melihat Allah secara langsung karena Nabi Musa tidak bisa melihat Allah secara langsung.
Simpulan: cara turunnya wahyu melalui tiga cara, melalui wahyu, dari belakang tabir, dan melalui malaikat.
- melalui wahyu, yaitu memberikan ilham secara langsung. Wahyu di sini dengan memberikan kalimat-Nya di dalam hati para Nabi dan Rasul-Nya.
Rasulullah bersabda,
Wahai manusia bertakwalah kalian kepada Allah dan indahkanlah dalam mencari rizki, sungguh seorang jiwa tidak akan wafat kecuali telah disempurnakan rizkinya, walau diperlambat darinya, bertakwalah kepada Allah Swt dan indahkanlah dalam mencari rizki, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram. (H.R. Ibnu Majah)
Setelah mengucapkan kata ini, Rasulullah berkata bahwa sungguh Malakat Jibril telah meniupkan ke hatiku.
- mendengar suara dari belakang tabir, di mana tidak terlihat orang nya seperti apa, tetapi hanya terdengar.
Contoh: Nabi Musa a.s.
"Dan ada kisah beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami Kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah Berfirman langsung."
"Dan ada kisah beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami Kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah Berfirman langsung."
Langsung di sini maksudnya mendengar, tidak melihat. Tabir --> nur --> ada yang bilang bahwa cahayanya 4000 lapis. Intinya Nabi Musa berbicara dari belakang tabir.
Nabi Muhammad Saw juga tidak melihat secara langsung saat bertemu Allah. Meskipun ada yang berpendapat Nabi Muhammad bisa melihat Allah karena saat itu Nabi Muhammad dipanggil Allah terkait perintah shalat. Namun demikian, jumhur ulama mengatakan bahwa Rasulullah tidak melihat Allah secara langsung karena Nabi Musa tidak bisa melihat Allah secara langsung.
- melalui Malaikat Jibril, di mana Al-Quran paling banyak turun dengan cara ini.
Dalam menyampaikan wahyu, terkadang malaikat Jibril datang dalam bentuk manusia dan terkadang dalam bentuk asli seperti pada saat Rasulullah berkholwat di Gua Hira. Melihatnya, Nabi Muhammad hingga menggigil.
Q.s. an-Najm (53) : 6-10
ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَىٰ
"yang mempunyai keteguhan; maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa)" --> ayat 6
وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَىٰ
"Sedang dia berada di ufuk yang tinggi." -->> ayat 7
ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّىٰ
"Kemudian dia mendekat (pada Muhammad), lalu bertambah dekat," --> ayat 8
فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَىٰ
"sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi)." --> ayat 9
فَأَوْحَىٰ إِلَىٰ عَبْدِهِ مَا أَوْحَىٰ
"Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Diwahyukan Allah." --> ayat 10
Cara Turunnya Wahyu berdasarkan Riwayat Hadist
Dalam riwayat hadist, wahyu turun lewat:
Q.s. an-Najm (53) : 6-10
ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَىٰ
"yang mempunyai keteguhan; maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa)" --> ayat 6
وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَىٰ
"Sedang dia berada di ufuk yang tinggi." -->> ayat 7
ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّىٰ
"Kemudian dia mendekat (pada Muhammad), lalu bertambah dekat," --> ayat 8
فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَىٰ
"sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi)." --> ayat 9
فَأَوْحَىٰ إِلَىٰ عَبْدِهِ مَا أَوْحَىٰ
"Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Diwahyukan Allah." --> ayat 10
Cara Turunnya Wahyu berdasarkan Riwayat Hadist
Dalam riwayat hadist, wahyu turun lewat:
- mimpi --> mimpi yang benar dalam tidur
Berdasarkan H.R. Bukhari dari Aisyah r.a. dapat diketahui bahwa Rasulullah tidur seperti liat matahari dari tidur lalu Rasulullah menyediri di Gua Hira berkali-kali. Mimpi inilah yang menggiring Nabi untuk ke Gua Hira sehingga khalwatnya Rasulullah atas bimbingan wahyu.
Ulama sepakat bahwa untuk umat Islam sekarang tidak bisa berkhalwat, semisal ke gunung, gua, atau tempat lainnya. Hal ini dikarenakan turun dan berdakwah di masyarakat adalah lebih afdhol.
Meskipun mimpi tadi menggiring Nabi Muhammad untuk berkhalwat, akan tetapi tidak ada riwayat shahih yang mengatakan, Rasulullah Saw mendapatkan wahyu ayat-ayat Al-Quran melalui mimpi.
contoh mimpi lainnya adalah mimpi Nabi Ibrahim untuk menyembelih puteranya, Ismail.
Meskipun mimpi tadi menggiring Nabi Muhammad untuk berkhalwat, akan tetapi tidak ada riwayat shahih yang mengatakan, Rasulullah Saw mendapatkan wahyu ayat-ayat Al-Quran melalui mimpi.
contoh mimpi lainnya adalah mimpi Nabi Ibrahim untuk menyembelih puteranya, Ismail.
- mendengar suara seperti benturan besi (lonceng); seperti suara lonceng yang beradu
Wahyu yang turun melalui cara ini adalah yang paling dirasa berat oleh Rasulullah Saw. Bagaimana beratnya? Hal ini bisa kita liat dari kondisi Rasulullah, yaitu pada saat musim yang sangat dingin, beliau mengeluarkan keringat yang sangat banyak.
berdasarkan kesaksian para sahabat,
- Zaid bin Tsabit --> saat duduk, pahanya tertindih paha Rasulullah. Kemudian saat terasa sangat berat.
Ketika Rasulullah menerima wahyu di atas tunggangan --> kaki unta seperti hendak patah kakinya. Karena tidak tega, Rasulullah pun langsung turun dan duduk. Hal ini menjadi bukti bahwa fisik Rasulullah itu setara dengan 40 kekuatan manusia biasa di mana unta yang menjadi tunggangan beliau seperti mau patah.
- Asma'binti Umais --> Rasulullah tidak sadarkan diri (pingsan).
Bila datang wahyu, Rasulullah membaringkan jasad karena tidak mampu berdiri/duduk.
- Abdullah bin Amr --> Rasulullah bisa jatuh, bahkan seperti sakaratul maut, seperti tidak akan bangun lagi.
Demikianlah, perjuangan Rasulullah Saw saat menerima wahyu, sementara kita hanya tinggal menerimanya. Semoga kita bisa menghargai perjuangan beliau.
Hikmah:
Nabi Muhammad Saw ketika menerima wahyu --> berat --> ketika kita terima, kita butuh perjuangan pula. Ketika hendak mendapat ilmu, kita tidak bisa santai, harus dengan perjuangan terutama ilmu tentang akhirat. Semakin mulia ilmu, semakin besar modalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar