19.12.13

Bahaya Mengkafirkan Orang

Gambar diambil dari http://www.123rf.com
Resensi Materi kajian Selasa, 10 Desember 2013
oleh Ustadz Abdurrahman Assegaf

Abu Hurairah dari Rasul Saw:
apabila seorang berkata kepada saudaranya "wahai kafir" maka kembali dengannya salah seorang di antara keduanya. (H.R. Bukhari-Muslim)

Jika dalam pandangan Allah orang yang dituduh tidak kafir, maka kita yang menuduh menjadi kafir.

Berhati-hati untuk mengkafirkan:
  • karena tidak mengerti "meyakini hal yang kafir" apabila seorang mengatakan hal- kafir tapi dia tidak mengerti, maka jangan langsung memberikan gelar padanya.
  • tidak sadar karena luapan kesedihan/kebahagiaan.

Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya saat dia bertaubat. Dari salah seorang di antara kalian yang menunggang unta di tengah padang pasir, lalu unta itu menghilang darinya sedang di atas unta itu makanan dan minumannya, maka dia berputus asa atas kendaraannya itu, saat dia dalam keadaan itu, tiba-tiba untanya itu berada di depannya, maka dia segera memegang talinya, karena sangat gembiranya dia berkata : Ya Allah, kamu adalah hambaku. Dan aku adalah Tuhanmu. Dia salah karena terlalu gembira.
(H.R. Muslim)
  • Akan keluar satu kaum di akhir zaman, mereka berusia muda, akal pendek, mereka berbicara dengan perkataan sebaik-baik manusia, iman mereka tidak melewati tenggorokan mereka, keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya, di mana saja kamu bertemu dengan mereka maka bunuhlah mereka, sungguh membunuh mereka berpahala di hari kiamat. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Hadist tersebut menjelaskan tentang kelompok Khawarij yang muncul di zaman Ali. Kelompok Khawarij adalah kelompok yang mengkafirkan orang lain selain kelompok mereka. Sikap kehati-hatian Ali dalam mengkafirkan orang terlihat dari pendapatnya mengenai kelompok tersebut, yaitu "mereka buta dan tuli terhadap kebenaran." Ali mengutus Abdullah bin Abbas untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
  • sekedar mengucapkan kalimat tauhid
Usamah bin Zaid r.a. dalam peperangan ketika mendapati musuhnya saat kondisi sudah mepet/mentog, baru mengucapkan la illahaillallah maka ia tetap saja membunuhnya. Ia berpikir, musuhnya itu mengucapkan kalimat tauhid karena takut akan pedangnya. pada akhirnya, Usamah pun menyesal setelah Rasulullah bertanya kepadanya, "Apakah engkau telah membedah dadanya sehingga kita tau dia ikhlas atau tidak (mengucapkan tauhid)?".




Tidak ada komentar:

Persiapan menuju Ramadan 1443H-Menyapih

Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Kira-kira akan dimulai pada 2 April nanti. Setiap orang tentu memiliki persiapan masing-masing. Ada ...