![]() |
Gambar diambil dari http://www.mrwallpaper.com/Red-Roses-wallpaper/ |
Selang beberapa waktu kemudian, ada sebuah acara di kampus dan saya tergabung di dalamnya. Ketika saya tanyakan kepada rekan panitia lainnya apakah sudah ada musik pengiring atau instrument untuk pembukaan, tamu masuk, dan jeda istirahat, eh ternyata belum ada. Wew.. Mulailah saya membuka file-file di lepi saya tepat pada malam hari sebelum acara tersebut. Kemudian..jreng jreng, di folder instrument full house saya menemukannya. Instrument ini termasuk salah satu favorit saya karena bernuansa ceria, membangkitkan semangat apabila kita sedang penat maka saya pun tak bosan-bosan memutarnya di kantor. ^_^v
Anehnya, sampai beberapa detik yang lalu-berarti sudah bertahun-tahun kemudian dari saya mendengarkannya untuk pertama kali-, saya baru sadar kalau instrument ini ada judulnya. Aihihii. Baru tahu saya kalau judulnya "Love at The Gate."
Love at The Gate, kalau kita cari di google translate, berarti cinta di pintu gerbang. Kalau saya menganologikannya dengan cinta ketika "siap". Siap dalam artian siap untuk menapaki menuju ke "pintu gerbang". Di sana, ekspresi cinta menyatu dalam semua sendi kehidupan, mengalir sebagaimana darah mengalir di dalam tubuh kita. Ada ketenangan, kedamaian, kebersamaan. Ada juga ketundukan, keikhlasan, kesediaan untuk menerima kekurangan dan memperbaiki diri. Semuanya terbingkai dalam keridhaan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar