Tulisan ini adalah sebagai salah satu bentuk rasa syukur saya atas salah satu nikmat Allah Ta’ala yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Ya, saya tidak pernah menyangka saya bisa mengikuti konferensi internasional. Sungguh, semua yang saya peroleh ini tak lain adalah atas kemurahan-Nya.
---
Tulisan ini akan terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu terkait
paper (submit paper) dan konferensi (setelah paper dinyatakan diterima)
Bagian 1: Paper
Beberapa bulan yang lalu, alhamdulillah saya telah menyelesaikan draft paper
saya. Setelah memperoleh revisi dari kedua dosen pembimbing serta izin/restu
dari beliau untuk submit, saya merasa lega sekali. Lega karena sudah
mengantongi izin untuk submit sehingga langkah selanjutnya adalah
mencari konferensi yang hendak saya ikuti. Kenapa konferensi? Pertimbangan saya
saat itu adalah karena waktu. Proses reviu konferensi biasanya lebih cepat
dibandingkan jurnal. Jika saya memilih jurnal, saya takut waktunya tidak cukup
untuk mengejar kelulusan secara tepat waktu, mengingat syarat untuk
pra-pendadaran adalah telah memiliki publikasi. Saat memilih konferensi, fokus
saya adalah konferensi yang difasilitasi (organized or supported) oleh
kampus tempat saya menimba ilmu. Kita juga bisa memastikan konferensi tersebut
di website komunitas ilmiah/asosiasi professional seperti IEEE karena
rujukan konferensi saya ke sana. Langkah selanjutnya, saya pun bersegera untuk
langsung mencari daftar konferensi di EDAS melalui https://www.edas.info/
(setelah sebelumnya membuat akun). Menurut saya pribadi, jika paper yang sudah
dibuat sudah mentog di kepala (idenya), lebih baik segera submit saja untuk
memperoleh masukan dari para expert di bidangnya.
Tampilan di
EDAS https://www.edas.info/
|
Ndilalahnya pas sekali, hari itu, 21 Juli 2021
adalah hari terakhir submission deadline. Sore hari, saya pun langsung
submit paper ke konferensi tersebut. Ternyata proses submit paper ada
lika-likunya (butuh beberapa kali proses hingga bisa berhasil submit
meski sudah menggunakan template dari IEEE). Waktu itu ada kendala
seperti font, ukuran margin yang tidak sesuai, dan authorname:
doubleblind. Setelah bertanya dengan kakak-kakak senior (semoga Allah membalas kebaikan
mereka), maka saya diarahkan
agar pada naskah manuscript/paper kita tidak perlu dicantumkan nama pengarang, untuk pdfnya bisa menggunakan Nitro. Alhamdulillah menggunakan Nitro cukup membantu
mengatasi masalah font, tinggal terkait ukuran margin di mana saya
(dibantu suami) uthek-uthek manual supaya sesuai, tulisan di footer
dihilangkan, dan alhamdulillah berhasil submit malam hari sekitar pukul 7
malam.
Tampilan beberapa notifikasi di EDAS saat gagal mencoba submit paper |