Apakah
semua yang kita pengen itu harus menjadi kenyataan? Kenyataannya adalah bahwa
ada banyak hal di luar kendali kita yang memungkinkan hidup berjalan tak selalu
sesuai dengan harapan kita. Saat itu terjadi, di sinilah peran iman kita.
Sebuah keyakinan bahwa tak pernah Allah itu mendholimi hamba-Nya, bahwa manusia
itu ilmunya hanyalah sekelumit, sementara ilmu Allah itu Maha Luas dan tak
terjangkau dengan ilmu kita, bahwa Allah itu begitu Pemurah dan Maha Penyayang
dari semua yang penyayang.
Saat
saya kuliah dulu, kakak tingkat saya, Mbak Farida (semoga Allah membalas kebaikan
beliau dengan balasan yang lebih baik), pernah bilang sesuatu yang sampai
sekarang masih menempel sekali dalam ingatan saya. Kira-kira begini kata
beliau:
"Saat
kita ke sebuah toko, hendak membeli sesuatu. Kita dengan teliti sekali melihat
barang itu, memastikan bahwa tak ada cacat di sana untuk memastikan bahwa
barang yang kita beli adalah yang terbaik. Lalu saat kita yakin, maka kita pun
membawanya pulang. Ternyata sampai di rumah, kita merasa kecewa. Ternyata ada
yang luput dari pandangan kita. Demikianlah pandangan kita, seorang manusia, di
mana saat merasa sudah yakin saja, bisa saja ada luputnya."
Saat
ada sesuatu yang tak sesuai dengan harapan kita seperti pengen kuliah di kampus
ini ternyata ga keterima tahun ini-perlu mencoba lagi hingga bisa masuk, pengen penempatan di kampung halaman ternyata bukan di sana, pengen kuliah di jurusan
ini ternyata melenceng, bahkan untuk kuliah butuh usaha berkali-kali, maka
berprasangka baik dulu sama Allah. Biasanya hikmah dapat kita peroleh seiring
berjalannya waktu, ternyata lebih banyak kebaikan pada jalur-jalur yang Allah pilihkan
untuk kita, jika kita renungi lebih dalam.
Mungkin
dulu kita akan menangisi kondisi diri dan bertanya seperti ini: kenapa begini? Tapi,
beberapa hikmah biasanya akan kita jumpai kemudian. Bila rasanya belum punya
jawabannya, maka bisa kita tengok dari banyak hal-hal baik yang kita terima
saat ini. Allah Maha Pemurah, nikmat-Nya sungguh banyak tak terkira, tak kan
sanggup kita untuk menghitungnya, akan selalu ada banyak hal yang bisa
disyukuri.
maka…
Mari kita berterima kasih sama Allah, yang telah memberikan kita kesempatan hidup, semoga kita bisa mengisinya dengan menebar manfaat. Aamiin..
Terima kasih untuk segala nikmat-Mu, Ya Rahman..yang tak pernah lekang oleh waktu karena Engkau begitu mencintai hamba-Mu..
"Wahai (Dzat) yang Maha Hidup dan Maha Berdiri! Dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Perbaikilah urusanku seluruhnya, dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata" (H.R. Imam An-Nasai, Imam Al-Hakim)
---
Di
suatu malam, di kampung halaman pada jeda sesaat mati lampu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar