Sinopsis materi kajian
Rabu, 4 dan 11 September 2013
oleh Ustadz Abdurrahman Assegaf
![]() |
Gambar diambil dari http://masterwallpapers.com |
- Memilih istri yang sholehah atau suami yang sholeh.
- Sebelum mendapatkan anak, banyak berdoa supaya diberikan keturunan yang sholeh.
- Membaca doa saat sebelum melakukan hubungan suami isteri.
- Melaksanakan apa yang disunnahkan untuk bayi.
- Setelah kelahiran anak, banyak berdoa lagi agar anak dijadikan anak yang sholeh/sholehah.
- Tidak menghinakan dan merendahkannya terutama di hadapan saudara, kerabat, atau orang lain.
- Tidak memanggil dengan lafal yang tidak baik.
- Menegur dengan penuh kelemahlembutan dan tidak menghukum untuk kesalahan pertama kali.
- Memberikan sikap yang adil dalam kecintaan kepada semua anak.
- Memilih Isteri yang Sholehah atau Suami yang Sholeh
Memilih istri yang sholeh/suami yang sholeh merupakan langkah pertama dalam memberikan pendidikan.
Dari Abu Hurairah r.a.
Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanya lah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi. (H.R. Muslim)
Dengan demikian, misal orang tua meninggal ketika anak masih kecil, maka dia termasuk mendidik anaknya karena ia telah memilih pasangan yang sholeh/ah.
- Sebelum Mendapatkan Anak, Banyak Berdoa supaya Diberikan Keturunan yang Shaleh
Doa merupakan senjata orang muslim.
Q.S.ash-Shaafat : 100
"Ya Tuhan-ku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh."
Q.S. Ali Imran : 38
"Di sanalah Zakariyya berdoa kepada Tuhan-nya. Dia berkata, "Ya Tuhan-ku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa."
- Membaca Doa Saat Sebelum Melakukan Hubungan Suami Isteri
- Melaksanakan Apa yang Disunahkan untuk Dilakukan terhadap Bayi
seperti memotong rambut, memberi nama yang baik, aqiqah, mensunatkan.
- Setelah Kelahiran Banyak Berdoa Lagi, agar Anak Dijadikan Anak yang Shaleh/Shalehah
Para anbiya' banyak berdoa setelah kelahiran anak. Para Nabi dan Rasul selalu berdoa untuk anak keturunannya. Hati anak-anak kita berada di tangan Allah. Allah adalah yang menguasai hati anak-anak kita.
- Tidak Menghinakan dan Merendahkannya terutama di Hadapan Saudara, Kerabat, atau Orang Lain
- Tidak Memangggil dengan Lafal yang Tidak Baik
Kalimat yang bagus akan membentuk anak. Sungguh Allah cinta kepada orang yang memberikan harapan yang baik pada anaknya. Kalau semisal anak bandel maka tetap doa terus. Doa luar biasa untuk anak-anak kita.
Ada tiga doa yang dikabulkan oleh Allah Swt. Tidak ada keraguan di dalamnya.
- Doa orang yang terdholimi.
- Doa orang musafir (pergi jauh).
- Doa orang tua pada anak.
Imam Bukhari lahir dalam kondisi normal. Pada usia 9 tahun beliau mengalami cacar/buta. Pada malam harinya, Ibu dari Imam Bukhari tersebut berdoa. Selanjutnya, beliau bermimpi bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim menyentuh mata anaknya dengan tangannya. Pada pagi harinya ketika bangun, anaknya (Imam Bukhari) sudah tidak buta bahkan seperti tidak pernah buta sama sekali. Dengan demikian, anak-anak kita jangan pernah lepas dari doa-doa kita.
- Menegur dengan Penuh Kelemahlembutan dan Tidak Menghukum untuk Kesalahan Pertama Kali
Sungguh tidak ada kelemahlembutan di sesuatu kecuali akan menjadi indah dan tidak dicabut dari sesuatu kecuali akan menjadi keruh. (H.R. Muslim)
Terhadap orang Yahudi saja, Rasulullah bersikap lemah lembut.
Aisyah r.a.
Beberapa orang Yahudi menemui Rasul Saw, mereka berkata, "Kehancuran bagimu", berkata Aisyah r.a. "Bagi kalian kehancuran dan laknat." Rasulullah Saw bersabda, "Sabar wahai Aisyah, sungguh Allah cinta pada kelembutan dalam segala urusan." (H.R. Bukhari)
Terhadap Anas bin Malik r.a, Rasulullah juga bersikap lemah lembut. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a. berikut ini:
Aku telah membantu Rasul Saw selama 10 tahun, demi Allah tidak pernah beliau berkata kepada "Uffin"sekalipun dan juga tidak berkata kepadaku atas sesuatu. "Mengapa kamu kerjakan ini? Dan mengapa kamu tidak mengerjakan ini?" (H.R. Muslim)
Apabila terhadap Yahudi saja Rasulullah bersikap lemah lembut maka terlebih lagi terhadap anak-anak. Anas bin Malik menuturkan bahwa Rasulullah adalah orang terbaik akhlaknya.
Abu Qatadah al-Ansgari r.a.
Kalau rasulullah sujud, Umamah ditaruh, waktu bangun dari sujud digendong lagi. (Saat itu, Umamah sedang rewel dan Zainab sedang sakit).
Dengan demikian, sholatnya Rasulullah saja masih mempedulikan anaknya.
Rasulullah kalau mendengar Hasan/Husein menangis, Rasulullah akan langsung mengetuk pintu Fatimah. Anak-anak kecil yang menangis, apabila digendong Rasulullah akan diam.
- Memberikan Sikap yang Adil dalam Kecintaan kepada Semua Anak
Q.S. an-Nahl : 90
"Sesungguhnya Allah Menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia Melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia Memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
Zuhair r.a.
Rasulullah Saw bersabda, Sungguh orang-orang yang berlaku adil di sisi Allah berada di atas nibar yang terbuat dari cahaya yang berada di sisi kanan Ar-Rahman dan kedua tangannya yang kanan, yang berlaku adil dalam hukum dan keluarga mereka dan apa yang diberi kuasa. (H.R. Muslim)
Kisah Nabi Yakub a.s. di dalam Q.S. Yusuf:8-9. Saat itu Nabi Yakub menampakkan perhatian yang berbeda.
Q.S. Yusuf:8-9
8: Ketika mereka berkata, "Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh ayah kita dalam kekeliruan yang nyata,
9: buanglah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik."
Meskipun hati condong, namun kunci utamanya adalah perhatian dan sikap harus sama agar bisa berlaku adil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar