Gambar diambil dari http://peace-lv.blogspot.com/ |
Tahap kedua adalah evaluasi SPM. Di
sini, auditor bergerak semakin lebih jauh lagi, seperti dengan menguji sistem pengendaliannya.
Risiko dalam tahap ini disebut control
risk, yaitu inherent risk yang
sudah tersaring oleh internal control.
Hasil tahap ini adalah TAO (Tentatif Audit Objective).
Sebagai contoh: uang memiliki inherent risk yang lebih tinggi daripada
meja. Alasannya karena uang lebih mudah hilang. Agar tidak mudah dicuri, maka
dilakukakan beberapa pengendalian seperti menyimpan uang di brankas. Pengendalian
uang dengan menyimpan uang di brankas tersebut dikenal dengan control risk. Hasil dari tahap ini
adalah FAO (Firm Audit Objective).
Tahap ketiga dari tahapan audit
adalah audit rinci/lanjutan/substantif. Kalau di tahap sebelumnya auditor baru
menguji keandalan spm, maka di tahap ini auditor telah memasuki tahapan yang
kompleks. Di sini auditor bergerak untuk mencari bukti. Tahapan ini adalah
tahapan yang paling sulit karena tidak mudah untuk mencari bukti. Control risk yang tidak tersaring dengan
baik akan menjadi temuan bila disertai bukti. Nah kalau tidak ada buktinya? Tentu
saja tidak menjadi temuan. Namun, bukan berarti tanpa temuan ini terus tidak
bikin laporan lho ya karena semuanya
tetap harus disusun laporan (Laporan Tanpa Temuan).
Hal yang menarik terkait
pembahasan ini adalah “Apakah audit itu harus disertai temuan dan apakah
prestasi auditor diukur dari banyaknya temuan?” jawabannya adalah “TIDAK”. Audit
tidak harus mengandung temuan dan prestasi auditor tidak diukur dari banyaknya
temuan. Namun, satu hal yang perlu dicatat adalah audit yang tidak mengandung
temuan itu memiliki dua opsi. Opsi pertama adalah kantor (auditan) itu
betul-betul bersih, kedua, auditor tidak menemukan temuan, bisa jadi karena
auditor tidak berkompeten, atau tidak independen. Nah..di saat ini, instansi
mana di Indonesia yang tidak memiliki penyimpangan?
Tahapan terakhir adalah
pengembangan audit. Pada tahap ini, temuan disusun, dibuat Laporan Hasil Audit,
dan dilaporkan kepada auditan (pimpinan). Komunikasi hasil temuan dengan pihak
auditan ini sangat penting, jangan sampai auditan tidak tahu kalau ada laporan.
Dari pembahasan temuan dengan auditan ini, apabila dibenarkan oleh auditan
segera dibuat berita acara kesepekatan. Nah kalau ada fraud, akan ada Tuntutan Ganti rugi (TGR), segera dibuat Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak, semisal dengan cara memotong gajinya selama
beberapa periode hingga TGR tersebut lunas. Oiya, dalam penyusunan LHA ini
dibutuhkan keterampilan menulis.
Menjelang akhir materi, Bapak
Tanto memutarkan video dan kami pun diminta untuk menjelaskan hubungan antara
video tersebut dengan audit. Video yang diputar dengan durasi cukup pendek tak
sampai 5 menit tersebut bercerita tentang semut yang hendak menyeberangi
jembatan. Jembatan tersebut terbuat dari sebatang kayu. Di bawahnya ada jurang
yang dalam dengan air di bawahnya. Nah, di awal ada seekor semut mencoba untuk
memastikan apakah mereka semua bisa melewati jembatan semut tersebut dengan
aman bersama gula-gula (makanan) yang mereka bawa. Saat semut pertama tadi
sampai di tengah jembatan, ia goncang-goncangkan ke bawah kayu itu, hasilnya
aman, maka semut yang lain pun secara beriringan mulai berjalan
menyeberanginya. Namun, ternyata jembatan yang terbuat dari kayu tersebut tidak
kuat menahan semua beban itu. Sebelum kayu tersebut terputus dan jatuh ke
jurang yang di bawahnya ada air, rombongan semut segera bergerak mundur kembali
ke tempat semula.
Semut pertama tadi kemudian
melihat koran, dan dia pun menemukan ide. Ide tersebut ia sampaikan kepada anggotanya
dan segera dilaksanakan dengan patuh. Koran tersebut setelah melalui
serangkaian perubahan, akhirnya terbentuklah sebuah pesawat. Semut naik ke
kertas pesawat tersebut dan semut akhir mendorong pesawat itu. Pesawat terjun
ke bawah dan terbang jauh tertiup angin melewati banyak tempat, hingga kemudian…bruk,
ambruk dan jatuh. Apakah semut pemimpin terus menyerah? Tidak,, kertas yang
rusak tadi segera dia ubah menjadi kapal, semut pun naik kapal menyeberangi
lautan/sungai.
Pelajaran yang bisa diambil dari
video tersebut serta hubungannya dengan audit adalah:
- Untuk mencapai tujuan, pada awalnya kita perlu melakukan survei pendahuluan >> seperti semut tadi mengecek, kira-kira jembatan ini kuat enggak ya dilewati untuk sekian rombongan semut.
- Auditor harus kreatif>> diibaratkan semut pemimpin >> dia harus bisa berpikir secara kreatif, karena kondisi di lapangan tidak sama dengan di teori. Saat menemukan jalan buntu, atau mentog, auditor harus segera berpikir kreatif menemukan jalan ke luar. Kalau menyeberangi jembatan gagal, semut tadi berpikir kreatif mengubah koran menjadi pesawat kemudian kapal.
- Auditor selaku pimpinan harus inspiratif, kaya ide. Di sinilah dibutuhkan adanya kompetensi bagi para auditor, karena banyak hal di lapangan yang ternyata tidak didapatkan di teori. Kompetensi meliputi 3 hal, knowledge, skill, and attitude. Dari ketiganya, skill adalah yang berperan penting. Skill yang dibutuhkan seperti berpikir kreatif, inspiratif, dan berkomunikasi secara interpersonal. Dalam hal ini, jam terbang/pengalaman sangat mempengaruhi skill kita.
Nah..demikian pembahasan diklat
siang-sore ini mengenai tahapan audit. Proses penilaian itu bernama audit…penilaian
yang berproses, yang disertai tahapan-tahapan sehingga disebut sistematis.
~link inspiratif lainya terkait tema ini bisa dibaca di
http://www.imzpression.com/2014/03/catatan-diklat-pengawasan-spip-dan.html
~link inspiratif lainya terkait tema ini bisa dibaca di
http://www.imzpression.com/2014/03/catatan-diklat-pengawasan-spip-dan.html
Kemanggisan, Jakarta Barat 23:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar