27.3.14

Audit itu Sistematis: Tahapan Audit

Gambar diambil dari http://peace-lv.blogspot.com/
Hari ketiga diklat sore hari ini membahas tentang tahapan audit. Pengajarnya sama seperti hari pertama yang lalu, Bapak Tanto. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya pada hari pertama, audit itu proses penilaiannya selain bersifat objektif, tetapi juga sistematis. Nah sistematis ini karena audit memiliki sejumlah tahapan. Tahapan pertama dari audit adalah survei pendahuluan. Dalam tahapan ini, kita bergerak untuk mencari gambaran umum auditan, seperti apa proses bisnisnya. Tujuan tahap ini adalah untuk mengidentifikasi inherent risk, yaitu risiko awal yang melekat. Survei pendahuluan ini bisa dilakukan dengan wawancara, observasi, atau searching di internet.

Tahap kedua adalah evaluasi SPM. Di sini, auditor bergerak semakin lebih jauh lagi, seperti dengan menguji sistem pengendaliannya. Risiko dalam tahap ini disebut control risk, yaitu inherent risk yang sudah tersaring oleh internal control. Hasil tahap ini adalah TAO (Tentatif Audit Objective).

Sebagai contoh: uang memiliki inherent risk yang lebih tinggi daripada meja. Alasannya karena uang lebih mudah hilang. Agar tidak mudah dicuri, maka dilakukakan beberapa pengendalian seperti menyimpan uang di brankas. Pengendalian uang dengan menyimpan uang di brankas tersebut dikenal dengan control risk. Hasil dari tahap ini adalah FAO (Firm Audit Objective).

Tahap ketiga dari tahapan audit adalah audit rinci/lanjutan/substantif. Kalau di tahap sebelumnya auditor baru menguji keandalan spm, maka di tahap ini auditor telah memasuki tahapan yang kompleks. Di sini auditor bergerak untuk mencari bukti. Tahapan ini adalah tahapan yang paling sulit karena tidak mudah untuk mencari bukti. Control risk yang tidak tersaring dengan baik akan menjadi temuan bila disertai bukti. Nah kalau tidak ada buktinya? Tentu saja tidak menjadi temuan. Namun, bukan berarti tanpa temuan ini terus tidak bikin laporan lho ya karena semuanya tetap harus disusun laporan (Laporan Tanpa Temuan).

Hal yang menarik terkait pembahasan ini adalah “Apakah audit itu harus disertai temuan dan apakah prestasi auditor diukur dari banyaknya temuan?” jawabannya adalah “TIDAK”. Audit tidak harus mengandung temuan dan prestasi auditor tidak diukur dari banyaknya temuan. Namun, satu hal yang perlu dicatat adalah audit yang tidak mengandung temuan itu memiliki dua opsi. Opsi pertama adalah kantor (auditan) itu betul-betul bersih, kedua, auditor tidak menemukan temuan, bisa jadi karena auditor tidak berkompeten, atau tidak independen. Nah..di saat ini, instansi mana di Indonesia yang tidak memiliki penyimpangan?

Tahapan terakhir adalah pengembangan audit. Pada tahap ini, temuan disusun, dibuat Laporan Hasil Audit, dan dilaporkan kepada auditan (pimpinan). Komunikasi hasil temuan dengan pihak auditan ini sangat penting, jangan sampai auditan tidak tahu kalau ada laporan. Dari pembahasan temuan dengan auditan ini, apabila dibenarkan oleh auditan segera dibuat berita acara kesepekatan. Nah kalau ada fraud, akan ada Tuntutan Ganti rugi (TGR), segera dibuat Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak, semisal dengan cara memotong gajinya selama beberapa periode hingga TGR tersebut lunas. Oiya, dalam penyusunan LHA ini dibutuhkan keterampilan menulis.

Menjelang akhir materi, Bapak Tanto memutarkan video dan kami pun diminta untuk menjelaskan hubungan antara video tersebut dengan audit. Video yang diputar dengan durasi cukup pendek tak sampai 5 menit tersebut bercerita tentang semut yang hendak menyeberangi jembatan. Jembatan tersebut terbuat dari sebatang kayu. Di bawahnya ada jurang yang dalam dengan air di bawahnya. Nah, di awal ada seekor semut mencoba untuk memastikan apakah mereka semua bisa melewati jembatan semut tersebut dengan aman bersama gula-gula (makanan) yang mereka bawa. Saat semut pertama tadi sampai di tengah jembatan, ia goncang-goncangkan ke bawah kayu itu, hasilnya aman, maka semut yang lain pun secara beriringan mulai berjalan menyeberanginya. Namun, ternyata jembatan yang terbuat dari kayu tersebut tidak kuat menahan semua beban itu. Sebelum kayu tersebut terputus dan jatuh ke jurang yang di bawahnya ada air, rombongan semut segera bergerak mundur kembali ke tempat semula.

Semut pertama tadi kemudian melihat koran, dan dia pun menemukan ide. Ide tersebut ia sampaikan kepada anggotanya dan segera dilaksanakan dengan patuh. Koran tersebut setelah melalui serangkaian perubahan, akhirnya terbentuklah sebuah pesawat. Semut naik ke kertas pesawat tersebut dan semut akhir mendorong pesawat itu. Pesawat terjun ke bawah dan terbang jauh tertiup angin melewati banyak tempat, hingga kemudian…bruk, ambruk dan jatuh. Apakah semut pemimpin terus menyerah? Tidak,, kertas yang rusak tadi segera dia ubah menjadi kapal, semut pun naik kapal menyeberangi lautan/sungai.

Pelajaran yang bisa diambil dari video tersebut serta hubungannya dengan audit adalah:
  • Untuk mencapai tujuan, pada awalnya kita perlu melakukan survei pendahuluan >> seperti semut tadi mengecek, kira-kira jembatan ini kuat enggak ya dilewati untuk sekian rombongan semut.
  • Auditor harus kreatif>> diibaratkan semut pemimpin >> dia harus bisa berpikir secara kreatif, karena kondisi di lapangan tidak sama dengan di teori. Saat menemukan jalan buntu, atau mentog, auditor harus segera berpikir kreatif menemukan jalan ke luar. Kalau menyeberangi jembatan gagal, semut tadi berpikir kreatif mengubah koran menjadi pesawat kemudian kapal.
  • Auditor selaku pimpinan harus inspiratif, kaya ide. Di sinilah dibutuhkan adanya kompetensi bagi para auditor, karena banyak hal di lapangan yang ternyata tidak didapatkan di teori. Kompetensi meliputi 3 hal, knowledge, skill, and attitude. Dari ketiganya, skill adalah yang berperan penting. Skill yang dibutuhkan seperti berpikir kreatif, inspiratif, dan berkomunikasi secara interpersonal. Dalam hal ini, jam terbang/pengalaman sangat mempengaruhi skill kita.
Nah..demikian pembahasan diklat siang-sore ini mengenai tahapan audit. Proses penilaian itu bernama audit…penilaian yang berproses, yang disertai tahapan-tahapan sehingga disebut sistematis.

~link inspiratif lainya terkait tema ini bisa dibaca di
http://www.imzpression.com/2014/03/catatan-diklat-pengawasan-spip-dan.html
Kemanggisan, Jakarta Barat 23:00

Tidak ada komentar:

Persiapan menuju Ramadan 1443H-Menyapih

Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Kira-kira akan dimulai pada 2 April nanti. Setiap orang tentu memiliki persiapan masing-masing. Ada ...