Diumumkan kepada manis
manja group bahwa hari ini warung solo tutup. Para anggota grup diharapkan untuk
mencari alternatif tempat makan lain. Seperti yang kita ketahui bersama,
beragam piihan tersedia mulai dari beli di warung, tidak jadi makan, atau
memasak sendiri. Mari kita mulai menggunakan magic com *tetep. Pesan random ini
disampaikan oleh Iim dan Fitri. Pesan menggunakan magic com disampaikan oleh
duta magic com manis manja group, Fitri.
Ketergantungan
kosan kami kepada warung bernama “warung solo” terutama pada akhir pekan atau
hari libur akhirnya berimbas pada hari ini. Ibu dan bapak penjual warung
yang ramah itu hari ini tidak membuka warungnya. Saya dan Iim yang sudah sampai
di sana pukul setengah 11 pun terpaksa harus menahan perut yang telah melilit
semenjak tadi pagi. Kelezatan nasi dengan telur puyuh, bersama tempe dan gudeg
pun tidak bisa saya nikmati hari ini. (puk-puk).
Rasa lapar di perut akhirnya menuntun kami menyusuri jalanan menuju pasar. Sayang sekali, ibu yang biasa menjual pecel di pasar itu hari ini pun tidak buka pula, padahal pasar tetap saja ramai seperti biasanya. Kami pun memutuskan pulang, tetapi sebelum kami beranjak jauh dari pasar, saya pun bergembira tatkala melihat ada gerobak menjual bubur. Batin saya, Alhamdulillah meski sudah jam segini, ada saja yang menjual bubur. Iim yang saat itu tidak melihatnya langsung takjub kok saya bisa liat gerobak dari jauh. Saya jawab sekenanya, “maklum sudah lapar jadi mata bisa lebih fokus liat makanan”, wkwkwkwk. Namun, kebahagiaan melihat gerobak ini pun tidak berlangsung lama. Kami tidak melihat penjual yang memiliki gerobak itu, entah sedang ditinggal pergi ke mana. Sungguh fenomena yang terasa ganjil melihat gerobak berdiri sendirian tanpa jodohnya (baca:pemilik/penjualnya), hehe. Kami pun memutuskan untuk menunggu karena menyadari di waktu sesiang ini akan susah mencari bubur yang masih tersedia. Setelah ditunggu beberapa lama tidak muncul, kami pun meninggalkan pasar. Sepanjang perjalanan itu, bubur tidak kami dapatkan sehingga kami pun memutuskan makan di warteg.
Bersyukur
karena kami mendapatkan warung yang buka. Kami pun memesan makanan. Nasi, sop,
telur dadar, dan orek. Oreknya ternyata pedas, jadi saya bertukar lauk dengan
Iim. Meski sudah bertukar lauk dan tadinya lapar, tetap saja menghabiskan
makanan itu susah, terutama apabila lidah ini sudah terbiasa dengan masakan di
warung solo.
Akhir pekan atau hari libur tanpa makan di
warung solo itu rasanya sesuatu..
****
Gambar diambil dari http://rollinoatstampa.com/ |
~Tulisan ini merupakan tantangan menulis sehari (lagi) featuring Iim :) Berbeda dengan sebelumnya, tantangan kali ini, kami menyusun sebuah paragraf bersama, sementara judul dan kelanjutan cerita disesuaikan dengan ide random masing-masing. ^_^v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar