Alhamdulillah
beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan bergabung dengan kuliah whatsapp
terkait home education bersama teh Kiki. Berhubung kuliah whatsaapp ini sarat
materi dan karena takut kalau tidak dipindah ke blog akan hilang dan susah
dicari, maka memindahkan materi ke blog adalah solusi jitu. Semoga bermanfaat
bagi yang lainnya. Mohon maaf kalau dalam penyajiannya tidak urut.
15.
|
Asryn Inderayana, Bali
|
Assalamu’alaikum. Saya
ingin bertanya. Apakah rasa jenuh dengan rutinitas yang nonstop 24 jam adalah
hal yang wajar? Apalagi tinggal di rantau yang sama sekali ga ada keluarga,
suami bekerja dari pagi sampai malam, ngurus tiga balita yang sedang
egois-egoisnya. Ngurus anak-anak itu sendiri hingga terkadang ada perasaan
lelah dan jenuh dengan rutinitas dan keriwehan 3 balita. Bagaimana menyikapi
jika perasaan jenuh itu muncul? Apakah wajar ketika kita minta bantuan lebih
ke pasangan yang telah seharian bekerja?
Jawaban
Teh Kiki Barkiah:
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Membangun sebuah
keluarga tidak dilakukan sendirian. Kita bersama pasangan bersama-sama
membangun keluarga sehingga diperlukan kerja sama satu sama lain, termasuk
dalam mendidik anak-anak. Terlepas dari apakah suami sibuk atau tidak, full time di luar rumah untuk mencari
nafkah atau tidak, tetap saja kewajiban mendidik isteri dan anak-anak adalah
hal yang melekat dan utama bagi seorang suami.
Selelah apa pun
aktivitas seorang suami di luar rumah, suami harus tetap mengkhtiarkan untuk
memenuhi nafkah lahir dan batin isteri serta anak-anak di rumah. Termasuk dalam
hal ini adalah pemenuhan kebutuhan seorang isteri untuk didengarkan, dibantu
pekerjaannya, dicarikan solusi untuk permasalahan-permasalahannya, dan
memahami perasaan-perasaan yang dirasakan oleh seorang isteri.
Kemudian jika
pertanyaannya bolehkah seorang isteri minta bantuan kepada suami? Jawabannya, justru seorang suami harus mau
membantu isterinya. Karena di dalam Al- Qur’an, perintah terhadap seorang
suami terkait dengan tanggung jawabnya kepada keluarga, tidak hanya tertulis
dalam surat Al-Baqarah: 233, yakni tanggung jawab mencari nafkah berupa
makanan dan pakaian yang layak, tetapi ada juga perintah-perintah lainnya,
salah satunya yang tertulis dalam Q.S. At Tahrim:6
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At Tahrim
: 6)
Bagaimana proses
menjalankan perintah-perintah ini bisa dilakukan jika tidak pernah ada
interaksi dan pemberian pendidikan secara langsung oleh suami kepada isteri
dan anak-anaknya, termasuk di dalamnya adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan seorang
isteri akan bantuan di luar kemampuan isteri dalam menjalankan tugas-tugas
domestiknya.
Hal-hal apa sajakah yang
bisa dilakukan oleh para suami agar para isteri merasa bahagia menjalankan
amanahnya di dalam rumah? Para isteri di rumah mempunyai tanggung jawab untuk
mengurus dan mendidik anak-anak sehingga para suami pun wajib berusaha
mencukupi nafkah agar para isteri tidak berada pada kondisi terpaksa harus ke
luar rumah. Terkecuali, pada peran-peran tertentu yang memang dibutuhkan
kehadiran seorang perempuan, maka para suami harus berpikir tentang
supporting sistemnya apabila ternyata memiliki isteri yang secara peran
betul-betul dibutuhkan di masyarakat.
Namun, jika memiliki
isteri yang hanya konsen di rumah, maka hal lain yang bisa dilakukan oleh
seorang suami adalah mendukung dan mengizinkan isteri agar bisa berkarya di rumah. Misalnya saja memiliki
sebuah usaha di rumah atau mengaktualisasikan hobi dan minat di rumah. Hal ini
akan sangat membantu sang isteri untuk mengatasi kejenuhan karena rutinitas
yang terus-menerus dan berulang-ulang. Seorang isteri pun adalah manusia
biasa yang butuh variasi hidup, yang salah satunya bisa dilakukan dengan
mengaktualisasikan diri untuk berkarya di rumah.
Selain itu, seorang
isteri juga membutuhkan ilmu dalam menjalankan peran sebagai seorang isteri
sekaligus ibu, terutama perannya sebagai seorang ibu. Maka sangat penting
bagi seorang suami untuk membekali isteri dengan sekian sarana dan prasarana
yang dapat membantu isteri dalam mendidik dan mendampingi anak-anak di rumah.
Misalnya, seorang suami mengizinkan isteri menuntut ilmu sesekali sebagai
bentuk mengisi “me time” dalam rangka mengup-grade diri yang pada akhirnya
membantu meningkatkan kualitas diri seorang isteri dalam menjalankan amanah
di dalam rumah sebagai madrasah utama bagi anak-anaknya. Seorang suami juga
harus mau meluangkan hartanya untuk
investasi pendidikan isteri dan anak-anaknya supaya bisa lebih baik lagi.
Selain berperan sebagai
isteri dan seorang ibu, seorang perempuan juga memiliki peran dalam kehidupan
masyarakat sehingga jika sesekali seorang istri harus menjalankan peran
amanah di dalam masyarakat, maka suami juga perlu memberikan dukungan. Dukungan
yang diberikan bisa berupa pemberian dana, menjamin transportasi atau
termasuk menjadi supporting system
urusan domestik pada saat seorang isteri harus ke luar rumah dalam rangka
menjalankan perannya di masyarakat.
Bagaimana pun, salah
satu yang termasuk sebagai ciri manusia terbaik adalah orang yang mempunyai
manfaat untuk orang lain. Jika ternyata seorang isteri mempunyai potensi
memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat, maka kenapa tidak bagi seorang
suami untuk memberikan dukungannya?
Seorang isteri juga
manusia biasa yang bisa lelah dan membutuhkan refreshing. Maka hal lain yang juga bisa dilakukan oleh seorang
suami misalnya menginfakkan sebagian harta dan waktu untuk mengisi kualitas
akhir pekan sehingga terbangun kedekatan antar anggota keluarga, menghibur
isteri yang bisa menjadi sebuah ibadah bagi suami. Kemudian memberikan
kesempatan refreshing bagi isteri,
bisa berupa pijatan jika memang diperlukan, atau mungkin ke salon agar sang
istri bisa refresh dan istirahat sehingga
lebih siap lagi dalam menjalankan amanah-amanahnya untuk satu pekan
berikutnya, terutama saat ditinggalkan oleh suami yang harus ke luar rumah
untuk mencarai nafkah.
Terkait dengan
aktualisasi diri seorang isteri, para suami juga perlu untuk mendukung minat
dan bakat seorang isteri agar mempunyai kesempatan untuk mengasah minat dan
bakat tersebut selama secara porsi dan secara waktu tidak mengganggu urusan
domestik.
Kebutuhan penting
lainnya dari seorang isteri yang sangat perlu untuk dipenuhi oleh seorang
suami adalah kebutuhan akan perhatian, pujian, dan kebutuhan untuk
didengarkan keluh kesahnya untuk me-recharge
kembali semangatnya. Bukan karena merasa kurang ikhlas atau ingin riya’,
tetapi seorang isteri butuh untuk didengar dan diapresiasi sehingga hal ini
perlu menjadi perhatian seorang suami yang bisa diniatkan sebagai upaya
meningkatkan performa seorang isteri dalam menjalankan perannya di rumah.
Wallahu a’lam..
|
Sumber: tanya
jawab kulwapp Home Education bersama Kiki Barkiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar