20.9.17

Home Education Kiki Barkiah-pertanyaan 15

Alhamdulillah beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan bergabung dengan kuliah whatsapp terkait home education bersama teh Kiki. Berhubung kuliah whatsaapp ini sarat materi dan karena takut kalau tidak dipindah ke blog akan hilang dan susah dicari, maka memindahkan materi ke blog adalah solusi jitu. Semoga bermanfaat bagi yang lainnya. Mohon maaf kalau dalam penyajiannya tidak urut.

15.
Asryn Inderayana, Bali
Assalamu’alaikum. Saya ingin bertanya. Apakah rasa jenuh dengan rutinitas yang nonstop 24 jam adalah hal yang wajar? Apalagi tinggal di rantau yang sama sekali ga ada keluarga, suami bekerja dari pagi sampai malam, ngurus tiga balita yang sedang egois-egoisnya. Ngurus anak-anak itu sendiri hingga terkadang ada perasaan lelah dan jenuh dengan rutinitas dan keriwehan 3 balita. Bagaimana menyikapi jika perasaan jenuh itu muncul? Apakah wajar ketika kita minta bantuan lebih ke pasangan yang telah seharian bekerja?

Jawaban Teh Kiki Barkiah:
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Membangun sebuah keluarga tidak dilakukan sendirian. Kita bersama pasangan bersama-sama membangun keluarga sehingga diperlukan kerja sama satu sama lain, termasuk dalam mendidik anak-anak. Terlepas dari apakah suami sibuk atau tidak, full time di luar rumah untuk mencari nafkah atau tidak, tetap saja kewajiban mendidik isteri dan anak-anak adalah hal yang melekat dan utama bagi seorang suami.

Selelah apa pun aktivitas seorang suami di luar rumah, suami harus tetap mengkhtiarkan untuk memenuhi nafkah lahir dan batin isteri serta anak-anak di rumah. Termasuk dalam hal ini adalah pemenuhan kebutuhan seorang isteri untuk didengarkan, dibantu pekerjaannya, dicarikan solusi untuk permasalahan-permasalahannya, dan memahami perasaan-perasaan yang dirasakan oleh seorang isteri.

Kemudian jika pertanyaannya bolehkah seorang isteri minta bantuan kepada suami?  Jawabannya, justru seorang suami harus mau membantu isterinya. Karena di dalam Al- Qur’an, perintah terhadap seorang suami terkait dengan tanggung jawabnya kepada keluarga, tidak hanya tertulis dalam surat Al-Baqarah: 233, yakni tanggung jawab mencari nafkah berupa makanan dan pakaian yang layak, tetapi ada juga perintah-perintah lainnya, salah satunya yang tertulis dalam Q.S. At Tahrim:6

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At Tahrim : 6)

Bagaimana proses menjalankan perintah-perintah ini bisa dilakukan jika tidak pernah ada interaksi dan pemberian pendidikan secara langsung oleh suami kepada isteri dan anak-anaknya, termasuk di dalamnya adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan seorang isteri akan bantuan di luar kemampuan isteri dalam menjalankan tugas-tugas domestiknya.

Hal-hal apa sajakah yang bisa dilakukan oleh para suami agar para isteri merasa bahagia menjalankan amanahnya di dalam rumah? Para isteri di rumah mempunyai tanggung jawab untuk mengurus dan mendidik anak-anak sehingga para suami pun wajib berusaha mencukupi nafkah agar para isteri tidak berada pada kondisi terpaksa harus ke luar rumah. Terkecuali, pada peran-peran tertentu yang memang dibutuhkan kehadiran seorang perempuan, maka para suami harus berpikir tentang supporting sistemnya apabila ternyata memiliki isteri yang secara peran betul-betul dibutuhkan di masyarakat.

Namun, jika memiliki isteri yang hanya konsen di rumah, maka hal lain yang bisa dilakukan oleh seorang suami adalah mendukung dan mengizinkan isteri agar bisa  berkarya di rumah. Misalnya saja memiliki sebuah usaha di rumah atau mengaktualisasikan hobi dan minat di rumah. Hal ini akan sangat membantu sang isteri untuk mengatasi kejenuhan karena rutinitas yang terus-menerus dan berulang-ulang. Seorang isteri pun adalah manusia biasa yang butuh variasi hidup, yang salah satunya bisa dilakukan dengan mengaktualisasikan diri untuk berkarya di rumah.

Selain itu, seorang isteri juga membutuhkan ilmu dalam menjalankan peran sebagai seorang isteri sekaligus ibu, terutama perannya sebagai seorang ibu. Maka sangat penting bagi seorang suami untuk membekali isteri dengan sekian sarana dan prasarana yang dapat membantu isteri dalam mendidik dan mendampingi anak-anak di rumah. Misalnya, seorang suami mengizinkan isteri menuntut ilmu sesekali sebagai bentuk mengisi “me time” dalam rangka mengup-grade diri yang pada akhirnya membantu meningkatkan kualitas diri seorang isteri dalam menjalankan amanah di dalam rumah sebagai madrasah utama bagi anak-anaknya. Seorang suami juga harus mau  meluangkan hartanya untuk investasi pendidikan isteri dan anak-anaknya supaya bisa lebih baik lagi.

Selain berperan sebagai isteri dan seorang ibu, seorang perempuan juga memiliki peran dalam kehidupan masyarakat sehingga jika sesekali seorang istri harus menjalankan peran amanah di dalam masyarakat, maka suami juga perlu memberikan dukungan. Dukungan yang diberikan bisa berupa pemberian dana, menjamin transportasi atau termasuk menjadi supporting system urusan domestik pada saat seorang isteri harus ke luar rumah dalam rangka menjalankan perannya di masyarakat.

Bagaimana pun, salah satu yang termasuk sebagai ciri manusia terbaik adalah orang yang mempunyai manfaat untuk orang lain. Jika ternyata seorang isteri mempunyai potensi memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat, maka kenapa tidak bagi seorang suami untuk memberikan dukungannya?

Seorang isteri juga manusia biasa yang bisa lelah dan membutuhkan refreshing. Maka hal lain yang juga bisa dilakukan oleh seorang suami misalnya menginfakkan sebagian harta dan waktu untuk mengisi kualitas akhir pekan sehingga terbangun kedekatan antar anggota keluarga, menghibur isteri yang bisa menjadi sebuah ibadah bagi suami. Kemudian memberikan kesempatan refreshing bagi isteri, bisa berupa pijatan jika memang diperlukan, atau mungkin ke salon agar sang istri bisa refresh dan istirahat sehingga lebih siap lagi dalam menjalankan amanah-amanahnya untuk satu pekan berikutnya, terutama saat ditinggalkan oleh suami yang harus ke luar rumah untuk mencarai nafkah.

Terkait dengan aktualisasi diri seorang isteri, para suami juga perlu untuk mendukung minat dan bakat seorang isteri agar mempunyai kesempatan untuk mengasah minat dan bakat tersebut selama secara porsi dan secara waktu tidak mengganggu urusan domestik.

Kebutuhan penting lainnya dari seorang isteri yang sangat perlu untuk dipenuhi oleh seorang suami adalah kebutuhan akan perhatian, pujian, dan kebutuhan untuk didengarkan keluh kesahnya untuk me-recharge kembali semangatnya. Bukan karena merasa kurang ikhlas atau ingin riya’, tetapi seorang isteri butuh untuk didengar dan diapresiasi sehingga hal ini perlu menjadi perhatian seorang suami yang bisa diniatkan sebagai upaya meningkatkan performa seorang isteri dalam menjalankan perannya di rumah.

Wallahu a’lam..

Sumber: tanya jawab kulwapp Home Education bersama Kiki Barkiah.



Tidak ada komentar:

Persiapan menuju Ramadan 1443H-Menyapih

Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Kira-kira akan dimulai pada 2 April nanti. Setiap orang tentu memiliki persiapan masing-masing. Ada ...