7.5.14

Tafsir Q.S. ash-Shaff (61) : 2-3

Gambar diambil dari http://raudhatulqaanitah.wordpress.com/
Resensi Materi Kajian Selasa, 29 April 2014
oleh Ustadz Abdurrahman Assegaf

"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." Q.S. ash-Shaff (61):2-3

Ada sahabat yang model jihadnya kalau bercerita, ceritanya seakan-akan dia paling besar, paling berjasa, tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan. 
Muqatil bin Hayyan rhm:
Orang-orang mukmin berkata: Seandainya kami mengetahui amal yang paling dicintai di sisi Allah Swt pastilah kami mengamalkannya. Maka Allah Swt menunjukkan pada mereka amal yang paling dicintainya dengan berfirman : {Sungguh Allah Swt mencintai orang-orang yang berperang di jalan Allah Swt...} lalu dijelaskan kepada mereka, diperintahkan kepada mereka di Uhud, lalu mereka berpaling dari Nabi Muhammad maka turunlah firman.

Zaid bin Aslam r.a.:
(mengapa kalian tidak melakukan apa yang tidak dilakukan) ayat ini turun dalam masalah jihad.

Terkait jihad, ada tiga hal:
  • belum berjihad >> orang enggan berjihad
  • sudah berjihad >> tapi dalam bercerita berlebihan, suka bercerita jihad tapi tak sesuai di lapangan.
  • sebagian kecil sahabat yang enggan berjihad.
Semangat jihad
Mujahid rhm:
(mengapa....) hingga firmannya (seakan bangunan) berkenaan dengan beberapa orang dari Anshar di antaranya Abdullah bin Rawahah r.a. Mereka berkata, Seandainya kami mengetahui amal yang paling dicintai Allah Swt pastilah kami mengamalkannya hingga mati. Maka turunlah ayat ini kepada mereka.

Abu Harbi bin Abul Aswad ad-Dudi mengatakan kepada para penghafal al-Quran di Basrah:
"Sungguh ayat ini turun bagi penghafal al-Quran, sungguh mereka akan ditanya kelak di hari kiamat."

Ancaman bagi yang memerintah tapi tidak mengamalkan:
orang yang memotong bibir-bibir mereka dengan gunting dari api >> khutbah --> menyuruh pada kebaikan tetapi tidak melakukan padahal meeka hafal al-Quran

Jangan sampai mengajak kebaikan tapi tidak melakukan. Kalau kita menyuruh kebaikan, maka usahakan kita lakukan, apabila kita menyuruh untuk menghindari kebaikan, usahakan pula kita hindari.

Q.S. al-Baqarah (2) : 44
"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?"

Usamah bin Zaid r.a., Rasul Saw:
Didatangkan di hari kiamat, dilemparkan ke neraka, isi perut keluar lalu berputar seperti keledai. Maka berkumpul kepadanya penduduk neraka, dan mereka berkata : Wahai Fulan, apa yang terjadi padamu? Bukankah dulu amar ma'ruf nahi munkar. Ya betul, aku suka suruh kebaikan tapi tak melakukan dan suruh hindari kemungkaran tapi aku sendiri yang melakukannya. (H.R. Muslim)

Penjelasan para ulama:
Tidak meninggalkan amal ma'ruf >> yang penting berusaha
Abu Bakar al-Sassas rhm:
Wajib tidak bertentangan untuk terus melakukan kebaikan dan (menghindari) kemungkaran. Karena meninggalkan seseorang atas suatu kewajiban tidak menjatuhkan darinya kewajiban lainnya. Bukankah meninggalkan sholat tidak menggugurkan wajibnya berpuasa, dan ibadah lainnya, begitu juga siapa yang tidak melakukan kebaikan dan tidak menghentikan kemungkaran. Sungguh perintah untuk menyuruh pada kebaikan dan mencegah kemungkaran tidak gugur darinya.

Imam Nawawi:
Tidak disyaratkan dalam amar ma'ruf dan nahi munkar:
harus sempurna : mengamalkan ma'ruf, meninggalkan munkar. Meski ada cela untuk tidak lakukan kebaikan atau kadang melakukan kemungkaran, sesungguhnya ia tetap wajib berdakwah. Dalam berdakwah, tidak harus sempurna.


Tidak ada komentar:

Persiapan menuju Ramadan 1443H-Menyapih

Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Kira-kira akan dimulai pada 2 April nanti. Setiap orang tentu memiliki persiapan masing-masing. Ada ...