18.2.14

Tafsir Q.S. al-Hujuraat (49) :12 (Larangan Berburuk Sangka)

Resensi Materi kajian Selasa, 18 Februari 2014
oleh Ustadz Abdurrahman Assegaf


Gambar diambil dari http://inspirably.com/
Q.S. al-Hujuraat (49):12
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan  janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepda Allah, sungguh Allah Penerima tobat, Maha Penyayang."

Maksud Buruk Sangka (Su'udzon) :
  • Ibnu Katsir
Allah Swt melarang hamba-hamba-Nya al-Mu'minuun dengan berburuk sangka, tuduhan/sangkaan pada kerabat yang bukan pada tempatnya.
Buruk sangka >> menduga >> dengan sebuah keburukan tidak pada tempatnya.
Buruk sangka >> dosa sehingga harus dijauhi.


  • Ibnu Qayyim rhm.
Buruk sangka >> penuhnya hati dengan sangkaan buruk kepada seseorang hingga tampak di lisan dan di perbuatan.
Kalau semisal belum ditampakkan dalam lisan dan perbuatan hanya dalam pikiran maka ini fitrah. Sebagai contoh, uang hilang di kelas, kemudian terpikir bahwa yang ambil adalah orang di kelas, si fulan, tapi kalau bertemu tidak menampakkan baik di lisan dan perbuatan maka ini bukan termasuk su'udzon. Sebaliknya, apabila telah ditampakkan maka termasuk su'udzon.

Macam Buruk Sangka
  • Buruk Sangka kepada Allah
Jabir r.a., Rasul Saw:
Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal kecuali dia berbaik sangka kepada Allah Swt. (H.R. Muslim)

Abu Hurairah r.a., Rasul Saw:
Sungguh berbaik sangka kepada Allah Swt dari sebaik-baik ibdah kepada Allah Swt. (Thurmudzi)
  • Buruk Sangka kepada Manusia >> sebagaimana di dalam Q.S. al-Hujuraat (49):12 di atas.
Model buruk sangka (1), dan (2) di atas adalah buruk. Sementara, buruk sangka terhadap diri sendiri adalah bagus. Contohnya, merasa diri masih kurang ketaatan, dsb. Orang yang memiliki buruk sangka kepada diri sendiri ketika liat orang tidak akan merasa dirinya mulia, tidak akan merendahkan orang lain, serta ujub.

Buruk sangka terhadap diri sendiri adalah diperintahkan. Semestinya kita malah berburuk sangka pada diri sendiri dan tidak su'udzon kepada Allah dan manusia.

Ali bin Abi Thalib r.a.
Sungguh orang Mukmin itu tidak masuk di waktu sore dan pagi hari kecuali berburuk sangka terhadap dirinya sehingga terus-menerus menambah (ibadahnya).

Sebab Buruk Sangka
  • Diri orang yang berburuk sangka (subjek)

Sifat dirinya sehingga meletakkan sifat dirinya pada orang lain >> sifatnya yang buruk diletakkan pada orang lain seakan-akan orang lain punya sifat buruk seperti dirinya.

Orang yang buruk sangka >> buruk sifatnya,
orang yang baik sangka >> baik sifatnya.

Ali bin Abi Thalib r.a.
Orang jahat tidak akan berbaik sangka pada seseorang karena dia tidak melihatnya kecuali dengan tabiat dirinya.
  • Orang yang Diburuk Sangka (objek)
Melakukan kemaksiatan/diduga melakukan kemaksiatan.
Kita tidak boleh memberikan peluang bagi orang lain untuk berburuk sangka >> jangan berbuat sesuatu yang membuat orang lain su'udzon pada kita.

Ali bin Husan rhm.
Shafiyyah r.a. menemui Rasul Saw yang sedang i'tikaf, ketika beliau pulang bersamanya, seseorang dari Anshar melihatnya, ketika melihatnya dia memanggilnya, seraya berkata: Kemarilah, ini adalah Shafiyyah, dia berkata: Subhanallah, Rasul Saw: sungguh setan berjalan pada tubuh manusia jalannya darah. (H.R. Bukhari)

Sering duduk dengan orang tidak baik.
Yang salah kita >> kita duduk di tempat yang tidak baik karena kalau kita duduk dengan orang yang tidak baik, maka yang dibahas yang buruk-buruk. Kalau ada orang su'udzon, kita ikut berdosa.

Ali bin Abi Thalib r.a.
Duduk-duduk dengan orang jahat mewariskan buruk sangka dengan orang-orang baik.

Kapan Buruk Sangka Diperbolehkan?
  • Di waktu atau tempat yang lebih banyak kejahatannya daripada kebaikan >> semisal sms berhadiah yang kebanyakan penipuan karena memang jamannya udah begini atau misal juga orang ga kenal mau minjam motor.
  • Setelah mengadakan perdamaian dengan musuh >> berhati-hati >> dikhawatirkan berbuat makar dan menghancurkan kita.
Su'udzon hanya diperbolehkan di 2 hal ini saja, lainnya tidak diperbolehkan.

Larangan Berburuk Sangka
Berburuk sangka kepada orang yang baik adalah kedholiman.

Bahkan sebagai contohnya, Ibnu Mas'ud pernah didatangi seseorang, kemudian dia bertanya bahwa berjatuhan jenggot fulan dengan khamr. Meski khamr telah menetes di jenggotnya, namun karena orang itu tidak melihatnya minum khamr, maka hal itu dilarang, dan orang itu diminta untuk tetap diam.


Tidak ada komentar:

Persiapan menuju Ramadan 1443H-Menyapih

Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Kira-kira akan dimulai pada 2 April nanti. Setiap orang tentu memiliki persiapan masing-masing. Ada ...