11.10.13

Adorable part3

Sabtu (28 September) pagi itu pun kami memulai mendaki, dengan Sanda terdepan dan Zaki paling belakang. Oiya, di bagian bawah gunung sebelum mendaki, ternyata ada bapak-bapak yang jual syal, sarung tangan, dan juga kaos kaki. Bagian awal pendakian adalah yang tersulit menurut saya. Saat itu gambaran awal saya naik gunung itu adalah tanah, tapi ternyata pada kenyataannya berbeda.
medan pendakian awal (foto diambil dari kamera Sanda)
Medan pertama yang kita temui adalah semacam batuan kapur dengan belerang. Bau belerang cukup terasa sehingga hidung pun perlu ditutup dengan masker. Pemandangan yang serba putih oleh batuan kapur serta bau belerang yang cukup terasa, ditambah dengan cuaca yang saat itu cukup panas membuat pendakian sungguh terasa berat. 

Teringat saya akan pesan Dhani kurang lebih begini, "Kalau capek istirahat. Tapi juga jangan bentar-bentar istirahat, badan jangan terlalu dimanjakan." Kata-kata tersebut saya ingat betul-betul sehingga meski napas sudah tersengal-sengal dan kelelahan mulai menghinggapi, saya paksakan untuk tetap terus mendaki. Saat itu saya hanya mengucap Allah..Allah..untuk setiap kaki yang saya jejakkan, berharap Allah memudahkan langkah pendakian ini. Saya tidak mengungkapkan keletihan itu kepada teman lain, karena hal itu bisa menyebabkan demotivasi kepada rekan saya yang lain. Ternyata setelah kami menyelesaikan pendakian itu, bukan saya saja yang merasa letih, teman-teman yang lain juga, hanya karena kami sama-sama ingin menjaga semangat itulah, maka tak satu pun dari kami yang mengutarakan kelelahannya. Subhanallah..Teman-teman sungguh luar biasa!

Sesekali kami beristirahat, minum sekedar membasahi kerongkongan. Pada medan awal ini kami bertemu dengan bapak-bapak porter yang kelihatan betul sangat lelah membawa barang-barang. Bisa saya bayangkan betapa beratnya barang yang beliau bawa. Kami saja dengan satu tas di punggung sudah terasa berat untuk mendaki, apalagi bapak itu membawa tas di depan dan belakang serta tangannya membawa kresek berisi peralatan masak seperti wajan.
Setelah melalui bebatuan kapur dan belerang, akhirnya kami menjumpai warna hijau dedaunan. Bahagia rasanya! Senyum pun mulai merekah, hehe. Saat itu ukh Loli kalau tidak salah bertanya, "Kira-kira kita sudah melewati berapa perjalanankah?" Zaki yang sudah pernah naik Gunung Papandayan pun menjawab, "Kira-kira 1/3." Kemudian Sanda menjawab, "Bentar lagi". Kami pun melewati rimbunnya pepohonan, naik turun, melompati sungai kecil.

Setelah melewati sekitar 2/3 perjalanan, Zaki sambil menunjuk ke puncak dari pegunungan, "Udah hampir sampai, ada di sebalik puncak itu." Di tengah perjalanan tersebut tiba-tiba saya merasakan kedinginan, buru-buru saya berhenti dan menggunakan pelemas otot. Tak lama kemudian, setelah melewati semacam hutan kecil, kami pun sampai di Pondok Saladah. Hore.. Di Pondok Saladah itulah berbagai tenda kemah telah didirikan.

>>>bersambung ke adorable part4

Tidak ada komentar:

Persiapan menuju Ramadan 1443H-Menyapih

Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Kira-kira akan dimulai pada 2 April nanti. Setiap orang tentu memiliki persiapan masing-masing. Ada ...