19.10.13

Bendera

3 Agustus 2012

Kakak, tidakkah kau lihat bendera yang aku lihat saat ini? Feeling excited! Aku sedang berada di negeri yang dulu pernah kita sepakati untuk kita kunjungi kakak. Masih ingatkah kakak akan 13 tahun yang lalu? Saat itu aku berumur 4 tahun dan kakak berumur 11 tahun. Kita sama-sama membuka atlas dunia. Kemudian kita sama-sama tertarik pada salah satu isi di dalam daftar isi, bendera-bendera di dunia.

Saat itu kakak bertanya, “Adik suka bendera apa?”

 Aku pun menjawab dengan mengarahkan telunjuk ke arah bendera dengan latar belakang putih dan merah bulat di tengahnya.

Melihat itu, kakak pun tersenyum dan berseru, “Wow! Tahu ga dik, kata Bu Guru, di sana masyarakatnya sangat tertib. Banyak juga yang bersekolah di sana. Bisa nggak kelak adik sekolah di sana?”

Kakak mau ke sana juga?” tanyaku polos saat itu. Kakak pun tersenyum, “Bisa jadi.”

Aku yang saat itu tidak paham itu bendera apa, hanya mengangguk mengiyakan sambil kemudian tersenyum.

10 Agustus 2013

Kakak, hari ini adalah hari terakhirku program pertukaran pelajar di negeri ini. Terima kasih telah menginspirasiku, Kak. Ibu Guru Kakak benar, negeri ini masyarakatnya sangat tertib. Aku tidak pernah melihat ada yang menyerobot antrian, Kak, semuanya teratur dan bersih, semangatnya juga tinggi, Kak. Semangat untuk majunya luar biasa. Semuanya tidak akan kulupakan Kak. Adik akan jadi orang yang pekerja keras, punya semangat tinggi juga seperti mereka, Kak. Ini janji adik kepada kakak. Nanti aku akan balik lagi ke sini untuk kuliah, Kak. Kakak juga ya! Kita bersama-sama ke sini lagi.

Kakak, bentar lagi aku akan pulang. Tunggu aku ya, Kak!

11 Agustus 2013

Kakak, kenapa mukamu hari ini pucat sekali? Apakah engkau sakit Kak? Saat engkau mendekapku kali ini serasa engkau akan pergi jauh. Aku sedih sekali, Kak. Saat aku baru  aja pulang, kupikir aku akan segera bertemu mukamu yang teduh, segar, dan berseri-seri. Namun, yang kutemui kali ini adalah sosok dari dirimu yang berbeda. Engkau masih saja hangat, hanya saja raut mukamu yang pucat tidak bisa menyembunyikan apa yang engkau rasakan. Kak, sejak kapan engkau sakit? Ibu bilang sejak empat belas tahun yang lalu. Kenapa Engkau tidak pernah menceritakannya padaku?

15 Agustus 2013

Kakak, di jalanan dekat rumah, seseorang telah menaruh sebuah bendera, Kak. Bendera yang sarat akan kepergianmu. Kakak, hari ini adalah menjadi hari terakhir bagiku bisa melihatmu. Aku masih merindukannmu, Kak. Aku belum puas untuk bertemu denganmu. Belum puas untuk bercerita kepadamu. Kakak, maafkan bila belum bisa menjadi adik yang baik.

Kakak, dengarkanlah ini: akan penuhi janjiku, Kak. Aku akan balik lagi ke sana, bukan sebagai siswa pertukaran pelajar. tetapi sebagai seorang mahasiswa yang bersekolah di sana. Aku tidak akan menyerah mencapai cita-citaku, Kak.

Kak, aku tadi berjalan mengambil atlas yang ternyata masih tersimpan rapi di rak meja belajar kita. Kubuka kembali halaman demi halaman yang pernah kita buka saat itu. Tak kusadari, air mataku telah membasahi atlasnya,Kak. Ingatanku akan 13 tahun yang lalu pun berputar kembali.

“Wow! Tahu ga dik, kata Bu Guru, di sana masyarakatnya sangat tertib. Banyak juga yang bersekolah di sana. Bisa nggak kelak adik sekolah di sana?”

Kakak mau ke sana juga?” tanyaku polos saat itu. Kakak pun tersenyum, “Bisa jadi.”

Tidak ada komentar:

Persiapan menuju Ramadan 1443H-Menyapih

Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Kira-kira akan dimulai pada 2 April nanti. Setiap orang tentu memiliki persiapan masing-masing. Ada ...