2.10.13

Bagaimana Memberikan Pendidikan

Sinopsis materi kajian
Rabu, 25 September dan 2 Oktober 2013
oleh Ustadz Abdurrahman Assegaf


Lanjutan Kajian hari Rabu terkait Bagaimana Memberikan Pendidikan
  • Orang tua harus selalu berikan contoh yang baik kepada anaknya karena apa yang dilihat dari orang tua itulah yang paling melekat dalam benak mereka dan apa yang akan diikutinya. Sebagaimana kalau pengen anak berani, maka orang tua juga harus berani. 
Balasan itu sesuai dengan amal perbuatan. Baik di dunia maupun akhirat. Jangan sampai kita menjadi sebab keburukan dari orang-orang di belakang kita. Sebaliknya, kita justru menjadi sebab kebaikan dari orang-orang di belakang kita.
Q.S. ar-Rahmaan: 60
"Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)."


Q.S. Yuunus:27
"Adapun orang-orang yang berbuat kejahatan (akan mendapat) balasan kejahatan yang setimpal dan mereka diselubungi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (adzab) Allah, seakan-akan wajah mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gelita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."

Nabi Khidir membenarkan rumah yang hampir roboh karena di sana ada harta anak yatim yang bapak ibunya sholeh. Kalau orang tua sholeh meninggal maka anak juga akan dijaga Allah untuk sholeh.

Setiap amal kebaikan, Allah akan balas kebaikan. Kalau semisal ada orang jahat jadi baik, pasti generasi di atasnya (bapak/kakeknya) adalah orang baik. Nabi dan keturunannya dijaga baik seperti Abdul Muthalib hingga Nabi Muhammad Saw.

Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda:
Siapa yang mengangkat kesulitan orang mukmin dari kesulitan dunia, Allah Swt akan mengangkat darinya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan hari kiamat. (H.R. Bukhari)

Ibnu Umar r.a., Rasulullah Saw besabda:
Kasih sayangilah siapa yang di bumi niscaya menyayangi kalian siapa yang di langit. (H.R. Tirmidzi, shahih)

  • Memberikan pendidikan agama, mendahulukan yang terpenting dari yang penting. Dalam memberikan pendidikan agama terdapat banyak ilmu seperti tauhid, sholat, rukun Islam dan sebagainya. Yang manakah yang termasuk terpenting dari yang penting? Hal ini bisa kita lihat di dalam kisah Luqman di dalam surat Luqman.
Q.S. Luqman:13
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."

Di dalam kitab tafsir Imam Qurtubi
Nasihat yang disampaikan oleh Luqman tersebut adalah nasihat pertama yang perlu kita contoh. 
Pada awalnya anak dan istri Luqman adalah kafir, namun Luqman terus membebri nasihat dengan cari hikmah sehingga akhirnya menjadi bertauhid. Mau'idhoh atau nasihat tersebut hendaknya tidak diwujudkan dalam bentuk seperti menghakimi, akan tetapi dengan cara memberikan kabar.

Pada ayat tersebut digunakan kata "ya bunayya". Namun bukan berarti masih anak-anak. Ya bunayya diartikan anak yang sudah dewasa. Ya bunayya digunakan untuk menunjukkan kasih sayang.

Poin terkait nasihat kepada anak:

  • Jangan kamu mensekutukan Allah!
Ini adalah nasihat pertama kepada anak untuk menanamkan tentang tauhid. Jangan sampai kita memberi anak ilmu yang banyak tetapi tauhidnya tidak benar.

Pokok-pokok tauhid terdapat dalam Q.S. Al-Ikhlas:1-4:

  1. Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
  2. Allah tempat meminta segala sesuatu.
  3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
  4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

Ayat ke-14 dan ke-15 Surat Luqman bukan berisi tentang nasihat Luqman terhadap anaknya akan tetapi cerita mengenai keteguhan Sa'ad bin Abi Waqas dalam mempertahankan ibunya ketika dibujuk oleh ibunya untuk berpindah keyakinan dengan jalan mogok makan.
  • Tanamkan pada anak bersyukur pada Allah, selanjutnya bersyukur pada orang tuanya.
Anak harus ditanamkan untuk senantiasa bersyukur kepada Allah karena Allah telah memerikan taufik/hidayah dan segala kenikmatan lainnya, sementara orang tua karena orang tua paling banyak jasanya, bahkan anak ada tidak lain melalui perantara orang tua. Apabila orang tua mengajak untuk musyrik maka jangan diikuti.
  • Patuh kepada orang tua selama orang tua tidak menyuruh kepada kemaksiatan.
Orang tua perlu memberikan nasihat ini agar kelak ketika bapak melakukan kesalahan, anak akan mengingatkan.
  • Tanamkan kepada anak untuk mengikuti jalan-jalan kebaikan, jalan para anbiya' dan orang-orang sholeh.
Semisal orang tua kafir, selaku anak tetap harus berbuat baik. Bahkan seumpama orang tua miskin, tetap wajib anak untuk memberikan nafkah meski kalau meninggal anak tersebut tidak mendapatkan waris. Selain itu, semisal anak sedang mengerjakan sholat sunnah, kemudian dipanggil oleh orang tuanya tersebut, maka anak boleh untuk membatalkan sholatnya.

Tidak ada komentar:

Persiapan menuju Ramadan 1443H-Menyapih

Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Kira-kira akan dimulai pada 2 April nanti. Setiap orang tentu memiliki persiapan masing-masing. Ada ...